Guru Profesional
My Name Is Abdul Hendi

Selasa, 13 Agustus 2024

Analisis Bahan Ajar Modul Perkembangan Peserta Didik

                                                         PENDALAMAN MATERI 

(Lembar Kejra analisis Bahan Ajar)

 


Nama                         ABDUL HENDI, S.Pd.I
Kelas                          A K1 20241
Modul                         Perkembangan peserta Didik
Tugas                         Analisis Bahan Ajar Materi Dosen
Dosen Pengampuh    : Prof. Dr. Saipul Annur,M.Pd.

a.       3 (tiga) konsep beserta deskripsinya 

A.      Pengertian Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik merupakan suatu perubahan yang terjadi pada fisik manusia, pada anak usia dasar meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan, perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak.Perkembangan fisik dan motorik anak harus dipertimbangkan dalam konteks tertentu. Mengangkat kepala atau duduk tanpa bantuan bayi bukanlah sumber eksklusif proses pematangan (yang bergantung pada usia) sebagai fisik dan karakteristik sosial lingkungan memainkan peran penting di dalamnya juga. Adolph dan Berger menggunakan contoh merangkak dan belajar berjalan untuk menggambarkan berapa banyak praktik sehari-hari dan harapan ibu dalam membesarkan anak-anak signifikan untuk menguasai tolak ukur motorik.

Perkembangan fisik ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut :

a.         Perkembangan anatomis. Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang belulang, indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajekan badan secara keseluruhan.

b.         Perkembangan fisiologis. Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti kontraksi otot, peredaran darah dan pernafasan, persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan.11 Perkembangan fisik berkaitan erat dengan perkembangan motorik.12

 

B.      Tahap Perkembangan Fisik

1.       Tahap gerakan refleks (0- 1 tahun)

Bentuk gerakan pada tahapan ini tidak direncanakan, merupakan dasar dari perkembangan motorik. Melalui gerak refleks bayi memperoleh informasi tentang lingkungannya, seperti reaksi terhadap sentuhan, cahaya, suara. Gerakan ini berkaitan dengan meningkatnya pengalaman anak untuk mengenal dunia pada bulan-bulan pertama mengenal kehidupan setelah kelahiran, Tahapan gerak refleks terbagi atas dua bentuk yaitu;

a.       Refleks sederhana (0-4 bulan) Gerak ini dikelompokkan sebagai kumpulan informasi, mencari makanan, dan respon melindungi. Mengumpulkan informasi membutuhkan rangsangan untuk berkembang. Kemampuan mencari makanan dan respon melindungi merupakan bentuk alami yang dimiliki manusia. contoh geak refleks sederhana seperti, bertumbuh dan menghisap.

b.      Refleks tubuh (4 bulan-1 tahun) Refleks ini berkaitan dengan saraf motorik untuk keseimbangan gerakan berpindah (lokomotor)         dan manipulative (menjalankan) yang kemudian akan terkontrol.  Refleks langkah dasar dan merangkak terkait dengan gerakan dasar untuk berjalan. Perkembangan motorik pada tahap refleks terdiri pula dalam dua tingkatan yang saling bertindihan, yaitu tingkat encoding (mengumpulkan) informasi dan decoding (memproses) informasi.

2.       Tahap gerakan permulaan (lahir-2 tahun)

Gerak permulaan ini merupakan bentuk gerak sukarela yang pertama. Dimulai dari lahir sampai usia 2 tahun. Gerakan permulaan membutuhkan kematangan dan berkembang berurutan. Urutan ini terbentuk alami. Rata- rata kemampuan ini didapat dari anak ke anak, meskipun secara biologis, dan lingkungan sangat berperan. Gerakan ini ada sebagai kemampuan untuk bertahan hidup dan merupakan  gerakan  yang  mempersiapkan, anak untuk memasuki tahap gerakan dasar. Beberapa gerakan keseimbangan seperti mengontrol kepala, leher, dan otot badan. Gerakan manipulative seperti menggapai, menggenggam, dan melepaskan; dan gerakan lokomotor seperti, merayap, merangkak, dan berjalan. Gerakan ini terbagi atas dua tahapan, yaitu;

a.      Tahap refleks tertahan (lahir-1 tahun) Tahap ini dimulai dari lahir. Peningkatan gerakan bayi ini dipengaruhi oleh perkembangan cortex. Pada tahap ini gerakan sederhana dan gerakan tubuh digantikan dengan gerakan sukarela, namun berbeda dan terpadu karena saraf motorik bayi masih dalam taraf gerakan permulaan. Jika bayi ingin menggapai benda, mereka akan melakukan gerakan menyeluruh yang dilakukan tangan, lengan, bahu, dan ketika menggenggam. Proses bergeraknya tangan dengan penglihatan terhadap objek, meskipun sukarela, namun terkontrol.

b.      Tahap prekontrol (1-2 tahun) Usia 1 tahun, anak mulai lebih baik mengontrol gerakannya. Proses ini menggabungkan antara sensori dan sistem motorik dan memadukan persepsi dan informasi motorik kedalam kegiatan yang lebih bermakna. Pada tahap ini, anak belajar untuk dapat menyokong equilibriumnya, untuk memanipulasi objek, dan untuk melakukan gerakan lokomotor melalui lingkungan   untuk    mengontrol perkembangannya.

 

3.       Tahap gerakan dasar (2-7 tahun)  Gerakan ini muncul ketika anak aktif bereksplorasi dan bereksperimen dengan potensi gerak yang dimilikinya. Tahap ini merupakan tahap menemukan bagaimana menunjukkan berbagai gerak keseimbangan, lokomotor dan manipulative, maupun penggabungan ketiga gerakan tersebut. Beberapa kegiatan lokomotor seperti melempar dan menangkap, dan kegiatan keseimbangan seperti berjalan lurus dan keseimbangan berdiri dengan satu kaki merupakan gerakan yang dapat dikembangkan semasa kanak-kanak. Tahap ini terbagi atas 3 tingkat, yaitu;

a.       Tingkat permulaan (2-3 tahun) Tingkatan ini menunjukkan orientasi tujuan pertama anak pada kemampuan permulaan. Gerakan ini dicirikan dengan kesalahan dan kegagalan bagian gerakan secara berurutan, kelihatan membatasi atau berlebihan menggunakan anggota tubuh, tidak mampu mengikuti ritmk dan koordinasi. Gerakan keseimbangan, lokomotor dan manipulative benar-benar pada tingkat permulaan.

b.      Tingkat elementary (4-5 tahun) Tingkatan ini menunjukkan kontrol yang lebih baik dan gerakan permulaan koordinasi ritmik yang lebih baik pula. Gerak spasial dan temporal lebih meningkat, namun secara umum masih kelihatan membatasi atau berlebihan, meskipun koordinasi lebih baik. Intelegensi dan fungsi fisik anak semakin meningkat melalui proses kematangan.

c.       Tingkat mature (6-7 tahun) Tingkatan ini dicirikan oleh efisiensi secara mekanik, koordinasi dan penampilan yang terkontrol. Keahlian manipulative semakin        berkembang      dalam mengkoordinasi secara visual dan motorik, seperti menangkap, menendang, bermain voli, dsb). 

4.       Tahap gerakan keahlian (7-14 tahun) Tahapan ini merupakan tahap gerakan yang semakin bervariasi dan kompleks, seperti gerakan sehari-hari, rekreaasi dan olahraga baru. Periode ini merupakan tahap dimana keahlian keseimbangan dasar, gerak lokomotor dan manipulative meningkat, berkombinasi, dan terelaborasi dalam berbagai situasi. Misalnya gerakan dasar melompat dan meloncat, dikombinasikan kedalam kegiatan menari atau lompat- jongkok-berjalan dalam mngikuti jejak. Tahapan ini terbagi atas 3 tahap, yaitu;

1.      Tahap transisi (7-10 tahun) Tahap ini indivdu mulai mengkombinasi dan mengunakan kemampuan dasarnya dalam kegiatan olahraga. Misalnya, berjalan mengikuti garis lurus, lompat tali, bermain bola, dll. Keahlian pada tahap ini lebih kompleks dan spesifik.

2.      Tahap aplikasi (11-13 tahun) Pada tahap ini anak memiliki keterbatasn dalam kemampuan kognitif, afektif dan pengalaman, dikombinasikan dengan keaktifan anak secara alami mempengaruhi semua aktivitasnya. Peningkatan kognitif dan pengalaman anak dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk belajar dan peran anak dalam berbagai jenis aktifitas, indivudu dan lingkungan. Keahlian kompleks dibentuk dan digunakan dalam pertandingan, kegiatan memimpin dan memilih olahraga.

3.      Tahap lifelong utilisasi (14 tahun sampai dewasa) Tahapan ini merupakan puncak proses perkembangan motorik dan dicirikan dengan gerakan yang sering dilakukan sehari-hari. Minat, kompetensi, dan pilihan mempengaruhi, selain faktor uang dan waktu, peralatan dan fasilitas, fisik dan mental, bakat, kesempatan, kondisi fisik dan motivasi pribadi.

Selaras dengan hal tersebut perkembangan fisik merupakan pertumbuhan yang terjadi pada diri seorang anak yang melibatkan perkembangan otak, sistem syaraf, atau dengan kata lain bisa disebut dengan perkembangan secara fisiologis. Anak dengan umur yang sama tidak berarti mempunyai pertumbuhan dan perkembangan fisik atau biologis yang sama, pun anak perempuan dan laki-laki juga tidak berarti mempunyai pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sama.

a.         Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik

1)   Faktor Internal

a)    Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya.

b)   Kematangan. Secara sepintas, pertumbuhan fisik, meskipun anak sudah diberikan makanan dengan gizi yang tinggi, tetapi apabila kematangan belum sampai, pertumbuhan akan tertunda.

2)   Faktor eksternal

a)    Kesehatan. Anak yang sakit-sakitan pertumbuhan fisik akan terhambat.

b)   Makanan. Anak yang kurang gizi pertumbuhan fisiknya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya pesat.

c)    Stimulasi lingkungan. Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat pelatihan.14

b.         Pertumbuhan dan Ciri-ciri Fisik Anak Usia Dasar

1)   Pertumbuhan dan Ciri-ciri Fisik anak Usia Enam Tahun

a)    Warna rambut sering menjadi lebih gelap.

b)   Gigi bayi tarsus digantikan dengan gigi permanen.16

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak juga sangat berpengaruh, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Seperti kenyataan yang kita tahu bahwa anak jika tanpa asupan gizi makanan yang cukup dan lengkap maka pertumbuhan fisik akan terhambat, dengan kata lain, setiap anak harus memenuhi asupan yang lengkap supaya perkembangan fisiknya mencapai yang semestinya.


C. Karakteristik Perkembangan Fisik

Memahami heterogenitas siswa berarti menerima apa adanya mereka dan merencakan pembelajaran sesuai dengan keadaannya. Program pembelajaran di sekolah dasar akan berlangsung efektif jika sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar. Smaldino dkk, mengemukakan empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menganalisis karakter siswa :

(1) Karakteristik umum;

(2) kompetensi atau kemampuan awal;

(3) gaya belajar;

(4) motivasi. Berkaitan dengan motivasi sangat diperlukan untuk memberi dorongan bagaimana siswa melakukan aktivitas belajar agar menjadi kompeten dalam bidang yang dipelajari. 

Tahapan

Usia (Tahun)

Karakteristik

Bayi Awal

0-± 1

Percaya Vs Tidak percaya

Bayi Lanjut

±1-±3

Otonomi Vs Malu dan Ragu-ragu

Anak Awal

±4-±5

Inisiatif Vs Merasa Bersalah

Anak Petengahan

±6-±11

Ketekunan Vs Rasa Rendah Hati

Masa Pubertas

±12-±20

Membuktikan kecakapan Vs Kekacauan Parah

Dewasa Awal

±21-±40

Kekariban VsPengasingan

Dewasa Pertengahan

±41-±65

Menyamaratakan Vs Tidak Aktif

Masa Lanjut

Diatas±65

Menngabungkan Vs Putus Asa

 

D. Perkembangan Otak

Sistem perkembangan otak merupakan sebuah interaksi yang sangat kompleks antara faktor genetik dan stimulasi dari lingkungan. Pengalaman yang diperoleh oleh anak dari interaksi dengan lingkungannya akan menstimulasi terbentuknya hubungan-hubungan yang kompleks antar sel-sel saraf dan antar bagian-bagian otak (sinaps) sehingga dengan berjalannya waktu anak akan mampu mengerti dan melaksanakan aktivitas- aktivitas yang semakin kompleks.

Konsep dan pengembangan otak untuk meningkatkan kreatifitas anak yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikis Sedangkan perkembangan motorik merupakan perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerakan tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Perkembangan motorik adalah perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan motorik adalah proses yang sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, di

 


mana gerakan individu meningkat dari keadaan tidak terorganisir menjadi penguasaan keterampilan yang kompleks dan terorganisir dengan baik.

Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari otak primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke neocortex (atau disebut juga thought brain, otak pikir). Meski saling berkaitan, ketiganya punya fungsi sendiri-sendiri:

 i.      Otak primitif mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks, mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi yang masuk dari pancaindera. Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya, bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi "hadapi atau lari" (fight or flight response) bagi tubuh.

ii.           Otak limbik memproses emosi seperti rasa suka dan tidak suka, cinta dan benci. Otak ini sebagai penghubung otak pikir dan otak primitif. Maksudnya, otak primitif dapat diperintah mengikuti kehendak otak pikir, di saat lain otak pikir dapat "dikunci" untuk tidak melayani otak limbik dan primitif selama keadaan darurat, yang nyata maupun yang tidak. Sedangkan otak pikir, yang merupakan bentuk daya pikir tertinggi dan bagian otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak primitif dan otak limbik. Namun, ia butuh waktu lebih banyak untuk memproses informasi, termasuk image, dari otak primitif dan otak limbik.

iii.      Otak pikir juga merupakan tempat bergabungnya pengalaman, ingatan, perasaan, dan kemampuan berpikir untuk melahirkan gagasan dan tindakan. Myelinasi saraf otak berlangsung secara berurutan, mulai dari otak primitif, otak limbik, dan otak pikir. Jalur syaraf yang makin sering


digunakan membuat myelin makin menebal. Makin tebal myelin, makin cepat impuls syaraf atau perjalanan sinyal sepanjang "urat" syaraf. Karena itu, anak yang sedang tumbuh dianjurkan menerima masukan dari lingkungan sesuai dengan perkembangannya. Di samping itu, anak juga membutuhkan pengalaman yang merangsang pancaindera. Namun, indera mereka perlu dilindungi dari rangsangan yang berlebihan karena anak-anak itu ibarat spon. Rangsangan dan perkembangan indera itu pada gilirannya akan mengembangkan bagian tertentu dari otak primitif yang disebut reticular activating system (RAS). RAS ini pintu masuk tempat kesan yang ditangkap setiap indera saling berkoordinasi sebelum diteruskan ke otak pikir. RAS merupakan wilayah di otak yang membuat kita mampu memusatkan perhatian.

Perkembangan otak ini meliputi perkembangan sinaps (jalinan saraf satu dengan yang lainnya) yang menghubungkan sel-sel saraf yang membangun sirkuit di otak, peningkatan ukuran sel-sel saraf, peningkatan jumlah sel-sel penunjang, serta pembentukan selubung saraf. Perkembangan otak terjadi dengan pesat sejak dalam kandungan dan dilanjutkan setelah lahir pada tahun-tahun pertama kehidupan. Perkembangan otak pada usia dini sangat menakjubkan karena dari sekitar 100 miliar sel saraf yang dibawa bayi saat lahir akan terbentuk sekitar 1000 triliun sinaps pada saat ia berusia 3 tahun atau sekitar 2 juta sinaps/detik.

Berkaitan dengan fungsi otak, dapat dibedakan berdasarkan kedua belahan otak tersebut, yaitu belahan kiri dan kanan.

Fungsi Otak Kiri

Fungsi Otak Kanan

Berfikir rasional. Ilmiah, logis, kritis, linear, analitis, refensial dan konvergen. Berkaitan erat dengan kemampuan belajar                             membaca, berhitung (matematika), dan bahasa

Berfikir holistik, non-linear, non-verbal, intuitif, imajinatif, non-refensial, divergen dan bahkan mistik.

Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan aspek-aspek perkembangan individu lainnya, baik keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral maupun kepribadian. Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi perkembangan aspek-aspek lainnya. Sedangkan apabila pertumbuhannya tidak normal (karena pengaruh penyakit atau kurang gizi) cenderung akan menghambat perkembangan aspek-aspek tersebut. Mengenai pentingnya gizi bagi pertumbuhan otak, dari beberapa hasil penelitian pada hewan membuktikan bahwa gizi yang buruk (malnutrisi) yang diderita induk hewan mengakibatkan sel otak janin lebih sedikit daripada janin yang induknya yang tidak mengalami malnutrisi. Pada manusia, kekurangan gizi pada ibu hamil mengakibatkan berat badan bayi sangat rendah (berkaitan erat dengan angka kematian yang tinggi) dan perkembangan yang buruk.

E.       Asupan Otak

Orang tua dapat memberikan asupan nutrisi yang cukup kepada anak berupa makanan dan minuman dengan kandungan zat-zat Docosahexaenoic Acid (DHA), Linoleic Acid (LA), Frukto-oligosakarida (FOS), dan Galakto- oligosakarida (GOS).

1.      DHA adalah komponen asam lemak utama dalam otak dan merupakan zat gizi yang sangat dibutuhkan pada saat otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat, contoh makanan yang mengandung zat DHA bisa ditemukan dalam ASI, pun bisa didapatkan dalam ikan tuna, salmon, kacang tanah, daging sapi, telur dan sumber makanan hewani lainnya. DHA amat penting bagi perkembangan saraf di otak, terutama pembentukan jaringan lemak otak (mielinisasi) dan interkoneksi antarsaraf di otak.

2.      LA atau disebut juga Omega 6 adalah prekursor atau bahan pembentuk AA (Arachidonic Acid) yang juga merupakan komponen asam lemak utama otak. LA atau Omega 6 termasuk jenis asam lemak esensial karena LA ata


Omega 6 ini penting tetapi tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari konsumsi sehari-hari, makanan yang mengandung LA atau Omega 6 ini terdapat di minyak bunga matahari, minyak kedelai, kacang kenari, minyak zaitun, biji wijen dan biji labu

 

 

 

b.      Konstektualisasi materi dengan realita sosial yang saya temui dalam jurnal tersebut antara lain tingkatan perkembangan fisik memiliki tahap dan fase yang telah dirumuskan dalam dalam realita sosial tidak semaunya berjalan sesuai teori, karena da fakto-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dari segi fisik beserta karakternya dan perkembangan otak-pun memiliki fase yang berbeda pula yang dipengaruhi pertama oleh orang tua sebagai pewaris genetiknya yang pertama kali berinteraksi dengan peserta didik dari mereka lahir dan tumbuh berkembang sampai mencapai usia sekolah, kemudian faktor ekonomi dan faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan otak peserta didik.

 

c.      Refleksi hasil konstektualisasi materi Perkembangan Fisik dan Karakteristiknya Serta Perkembangan Otak Anak Usia Pendidikan Dasar, ini sangat berguna sekali bagi guru untuk menjadi tolak ukur dalam memahami perkembangan fisik dan otak peserta didik sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru bisa menyampaikan materi sesuai dengan fase kemampuan perkembangan fisik dan otak peserta didik sehingga akan menghasilkan proses pembelajaran yang lebih kondusif dan terarah.

Tidak ada komentar:

PTK PRASIKLUS

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE MAKE A MATCH MATERI INDAHNYA SALING MENGHARGAI DALAM KERAGAMAN PADA SISWA K...