Guru Profesional
My Name Is Abdul Hendi

Selasa, 13 Agustus 2024

Resume Modul KB 4 Struktur Keilmuan PAI

                                                             PENDALAMAN MATERI 

                                                            (Lembar Kerja Resume Modul)


Nama ABDUL HENDI, S.Pd.I
Kelas  A K1 20241
Modul Struktur Keilmuan PAI
Tugas  Resume Modul
Dosen Pengampuh          : Prof. Dr. Amilda,MA.


 

NO

BUTIR REFLEKSI

RESPON/JAWABAN

1

Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB

A.     Tantangan Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah

      . Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan kemajuan .teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa terakhir .mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam kehidupan .manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah menjangkau .kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional serta dari .kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota masyarakat dan pribadi.

             .Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa “the future will be dramatically .different from the present, and it is already calling us into preparation for major .changes being brought to life by foces of change that will requireus to transcend .5 current mindsets of the world wek now….” masa depan akan berbeda secara .dramatis dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan .antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya .perubahan tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola pikir dalam .menatap tentang dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini .dan yang akan datang. Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum sebagai the .heart of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang .mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan .internasional yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut.

     .Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran .teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan .kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa konten .kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan .melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan .pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

       .Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai .tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. .Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan 7 zaman, perlu .adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta .pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya .adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban .belajar agar dapat        menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

B.     Landasan Pengembangan Kurikulum PAI

1.      Landasan filosofis

.Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan .secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan .manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum PAI 2013 .dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

.1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan .bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan .Kurikulum PAI 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia .yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan .untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.

.2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut .pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di .masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum .untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang .memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi .dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan .akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,

.3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual .dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini .menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran .adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).

.4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan .yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, .kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi .untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).

         .Dengan filosofi ini, Kurikulum PAI 2013 bermaksud untuk .mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam .berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan .untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. .Dengan demikian, Kurikulum PAI 2013 menggunakan filosofi

2.      Landasan Teoritis

.Kurikulum PAI 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan .standar” (standard based education), dan teori kurikulum berbasis .kompetensi (competency based curriculum). Pendidikan berdasarkan .standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal .warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar .kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar .sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Kurikulum PAI 2013 menganut:

.(1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk .proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan

.(2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai .dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. .Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar .bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum

3. Landasan Yuridis

.Landasan yuridis Kurikulum PAI 2013 adalah: 1) Undang-Undang Dasar .Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2) Undang-undang Nomor 20 .Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3) Undang-undang .Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang .Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan .Jangka Menengah Nasional; dan 4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun .2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah .dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan .Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

C.      Arah Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah

.Pembahasan tentang pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam, .harus berangkat dari identifikasi berbagai isu-isu penting yang berkenaan .dengan substansi PAI.

1.      Pengembangan aspek Ideologis-Filosofis PAI

.Pendidikan Agama Islam secara ideal diharapkan mampu menjawab .deskralisasi dan eksternalisasi dinamika science dan teknologi dari titik .esensial transenden.. Proses desakralisasi dan eksternalisasi ini terjadi .sejak awal transformasi science dan teknologi dari intelektual dan filosof .Muslim kepada intelektual dan filosof Barat di Eropa, dengan menggunting .nilai-nilai religiusitas sebagai akibat permusuhan intelektual dan gereja.                              

          .Dalam hal ini Sayed Husein Nasr, sebagaimana dikutip oleh Dr. C. A. .Qadir (1991), menegaskan bahwa: “Pengetahuan dalam visi Islam .mempunyai hubungan yang mendalam dengan realitas yang pokok dan .premordial yang merupakan Yang Kudus dan sumber dari segala yang .kudus. Hanya saja ketika pemikiran Avicena (Ibn Sina) (980-1037 M) dan  .Averoes (Ibn Rusyd) (1126-1198 M) memasuki Eropa dan memberi .inspirasi dan dorongan, karya-karya mereka diperkenalkan dalam keadaan .sudah dipotong-potong sehingga kehilangan kandungan-kandungan .spiritualnya. Sebagai akibatnya pengetahuan hampir sepenuhnya .mengalami eksternalisasi dan desakralisasi, terutama di kalangan ummat .manusia yang sudah mengalami perubahan karena proses modernisasi.

2.      Pengembangan PAI Aspek Budaya Religius Sekolah

.Sekolah dituntut untuk menyediakan kondisi kondusif (Islami) jika .benarbenar menginginkan pendidikan Agama Islam maksimal di lembaga .tersebut. Sebagai konsekwensinya sekolah semestinya terus berupaya .menciptakan suasana yang religius serta menyediakan sarana ibadah .secara memadahi. Harus dibiasakan bertegur sapa dengan salam, berjabat .tangan, menghormati guru, menghargai dan mencintai kawan, kalau .mungkin diadakan sholat berjamaah, shalat Jum’ah. Yang lebih penting dari .itu semua, sekolah harus dapat menyatukan visi dan misi iptek-imtaq itu .pada segala unsur pendukung pendidikan di sekolah itu, baik pada tenaga .edukatif, karyawan, maupun peserta pendidikan di institusi tersebut.

            .Tentu saja jika sekolah telah berbenah dengan menyediakan suana yg .kondusif bagi internalisasi nilai-nilai agama, dua dari tripusat pendidikan .lainnya yang merupakan kategori pendidikan luar sekolah, yaitu keluarga .dan masyarakat diharapkan juga dapat mengimbangi. Akan sangat janggal .jika guru Agama Islam mengajarkan pada peserta didiknya untuk .membiasakan sholat shubuh, sementara orang tuanya biasa bangun pukul .06.00 WIB. Akan sangat kesulitan bagi guru agama untuk menjadikan .peserta didiknya lancar membaca al-Qur’an dengan fasih dan benar tajwid-.nya, tanpa dukungan keluarga dan masyarakat.

3.      Pengembangan Aspek Kompetensi PAI

.Jika pemikiran taksonomi Bloom dicermati dari sudut wacana Islam, maka .tampak ada hal sangat penting yang harus dipertimbangkan. Dalam wacana .Bloom terlihat bahwa manusia terdiri atas aspek jasmani dan ruhani. .Dimana tampilan jasmaniah dilihat melalui aspek psikomotorik dan .tampilan ruhani diamati dari aspek kognitif dan afektif. Pada dasarnya .dalam wacana Islam, manusia juga dipersepsi terdiri atas aspek jasmani .dan ruhani. Tampilan jasmani akan dapat juga terlihat dari ranah .psikomotorik. Sedangkan tampilan ruhani semestinya dapat telihat dari ‘ranah’ al-Aql, al-Nafs dan al-Qalb.

D.     Pendekatan Multidisipliner sebagai Alternatif Pengembangan PAI

.Pendekatan yang dibutuhkan dalam mengkaji bidang ilmu Pendidikan Agama .Islam sesuai dengan spirit keilmuan Islam yang holistik dan universal, adalah .pendekatan multidisipliner, yaitu penggabungan  beberapa disiplin untuk .bersama-sama mengatasi masalah tertentu (Prentice, 1990). Pendekatan .multidisipliner (multidisciplinary approach) ialah pendekatan dalam .pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut .pandang banyak ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan digunakan bisa .dalam rumpun Ilmu-Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau .rumpun Ilmu Ilmu Humaniora (IIH) secara alternatif. Penggunaan ilmu-ilmu .dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini dengan tegas tersurat .dikemukakan dalam suatu pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap .urain sub-sub uraiannya bila pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub .uraian, disertai kontribusinya masing masing secara tegas bagi pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi

         .Sebagaimana dikemukakan di kegiatan belajar sebelumnya bahwa bidang .ilmu Pendidikan Agama Islam terdiri dari tiga dimensi besar, yaitu aspek dasar .ajaran Islam (wahyu dan alam), aspek pokok-pokok ajaran Islam (iman, islam, .dan ihsan), dan aspek pendidikan Islam (Sejarah Pendidikan Islam, Filsafat .Pendidikan Islam, Ilmu Pendidikan Islam, Psikologi Pendidikan Islam, Sosiologi .Pendidikan Islam, Antropologi Pendidikan Islam, Manajemen Pendidikan Islam).

2

Daftar materi pada KB yang sulit dipahami

Adapun materi yang sulit dipahami adalah konsep arah pengembangan kurikulum PAI di sekolah karea sampai saat ini saya belum bisa mengimplentasikan secara maksimal arah kebijakan tersebut .

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

Materi yang sering terjadi miskonsepsi adalah, pemahaman terhadap pengembangan kurikulum PAI sejauh ini materi PAI yang ada di sekolah khususnya tingkat SD masih belum diterapkan secara maksimal apalagi pada muatan Kurikulum Merdeka materinya sudah sangat terbilang tinggi untuk ukuran peserta didik tingkat SD.

 

 

Tidak ada komentar:

PTK PRASIKLUS

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE MAKE A MATCH MATERI INDAHNYA SALING MENGHARGAI DALAM KERAGAMAN PADA SISWA K...