PROBLEM BASED LEARNING
Nama :
ABDUL HENDI, S.Pd.I
Kelas :
A K1 20241
Modul :
STRUKTUR KEILMUAN PAI
Tugas :
PROBLEM BASED LEARNING
Dosen Pengampuh : Prof.
Dr. Amilda,MA
Judul masalah :
MENINGKATAN PEMAHAMAN SERTA MENCEGAH SISWA
KELAS 6 SD NEGERI 6 PENUKAL TERHADAP TINDAKAN
BULYING MELALUI AL-QURAN (Q.S. ALHUJURAT :13)
No |
Jenis Tugas |
Diskripsi |
||||||||||
1 |
PBL |
Memahami Pesan Pokok Q.S Al-Hujurat Ayat 49;13 |
||||||||||
1. |
Masalah apa yang ada dalam lingkungan sekolah dan apa
ciri-cirinya |
Allah SWT Berfirman dalam Q.S Al-Hujurat Ayat 49;13 يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍۢ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَـٰكُمْ
شُعُوبًۭا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ
ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۭ ١٣ Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di
antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. Dalam ayat
tersebut secara jelas mengungkap bahwa manusia telah diciptakan oleh Allah
dari keragaman bangsa dan suku. Ini merupakan hukum alam yang telah diciptakan
oleh Tuhan dan manusia tidak memiliki kemampuan apa pun untuk mengubahnya.
Adanya perbedaan suku, bangsa, bahasa, warna kulit, dan lainnya tetapi
tujuannya adalah satu untuk saling mengenal, saling mengasihi, saling
merangkul. Konsep seperti inilah yang seharusnya dipahami oleh seorang muslim
dalam menyikapi perbedaan yang ada bukan malah menghina ataupun mencemooh
orang lain.
Sejatinya, keberagaman bangsa dan suku diciptakan Allah SWT sebagai
sarana untuk saling mengenal dan menjalin hubungan persaudaraan, bukan untuk
saling bermusuhan dan merendahkan.
Keutamaan di antara manusia ditentukan oleh ketakwaan mereka kepada
Allah SWT, bukan oleh nasab atau asal usul mereka. Kesadaran ini penting
untuk menumbuhkan rasa rendah hati dan saling menghormati. Allah SWT mengetahui segala sesuatu
tentang manusia, termasuk batin, keadaan, dan seluruh urusan mereka.
Kesadaran ini harus mendorong manusia untuk saling menghormati dan tidak
saling menghina, karena Allah SWT lah yang akan menentukan keutamaan
mereka. Singkatnya, ayat ini mengajak
manusia untuk saling menghormati, menjalin persaudaraan, dan membangun
tatanan masyarakat yang harmonis. Kesadaran bahwa semua manusia diciptakan
sama dan bersaudara menjadi landasan penting untuk mewujudkan hal
tersebut. Sejatinya, banyak sekali
hadits sahih yang menjelaskan tentang konsep kesetaraan manusia dalam
Islam. Nabi Muhammad sendiri dalam
berbagai kesempatan menyampaikan pesan ini. Hal ini sejalan dengan tauhid,
keyakinan terhadap keesaan Allah SWT. Jika kita semua ciptaan Allah, maka
tidak ada alasan bagi manusia untuk merasa lebih tinggi dari yang lainnya. Di SD
Negeri 6 Penukal pada setiap hari pasti ada tindakan Bullying baik itu
Menyebarkan gosip atau rumor yang tidak benar, Melempar lelucon jahat yang
melakukan Mengajak orang lain untuk mengucilkan seseorang, Memberikan
ekspresi atau gestur tubuh yang mengancam atau menghina serta Meniru dengan
tujuan untuk menghina atau meremehkan orang tersebut. sehingga membuat siswa yang menerima Bullying
tersebut merasa dan beranggapan berbeda dengan siswa lain. Dari pemaparan
diskrpisi diatas maka penulis melakukan identifkasi masalah pada SD Negeri 6
Penukal yakni : 1. Pemahaman siswa terhadap QS. Al-Hujurat : 13 di
SD Negeri 6 Penukal dalam melakukan tindakan Bullying di sekolah 2. Mencegah Tindakan Bullying melalui Penjelasan QS.
Al-Hujurat : 13 di SD Negeri 6 Penukal 3. Memberikan penjelasan dampak serta pencegahan
tindakan Bulying Di SD Negeri 6 Penukal |
||||||||||
4. |
Mengapa di anggap masalah |
Bullying,
tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan di antara sesama pelajar,
telah menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan. Kasus-kasus bullying
yang terjadi di berbagai tempat. Ketidakmampuan untuk merasakan belas kasihan
dan empati terhadap sesama adalah salah satu ciri yang paling mencolok dalam
perilaku pelaku bullying. Kasus-kasus yang disebutkan di atas menggambarkan
tingkat kekejaman dan kejamannya yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa
mereka yang melakukan bullying telah kehilangan sentuhan dengan nilai-nilai
kemanusiaan dasar, seperti hormat-menghormati dan mendukung sesama. Namun,
pertanyaan yang lebih mendalam adalah bagaimana kondisi ini bisa terjadi, dan
apa yang mendorong pelaku bullying untuk melakukan tindakan yang begitu
kejam? Pengaruh
lingkungan, tekanan sosial, dan kebutuhan untuk menonjol di antara
teman-teman mereka dapat menjadi faktor yang memicu perilaku pelaku bullying.
Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang
aman, di mana setiap siswa merasa diterima dan dihormati. Selain itu,
pendekatan pendidikan yang efektif dalam mengajarkan nilai-nilai empati,
toleransi, dan sikap peduli terhadap sesama juga memegang peranan penting
dalam membentuk karakter siswa. |
||||||||||
6. |
Mengapa Kita Perlu Menyelesaikan
masalah? |
Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal
sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan
yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang
lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti
dan dilakukan secara terus menerus. Bullying adalah perbuatan tidak baik yang
dilakukan oleh seseorang atau lebih kepada orang lainnya. Perbuatan tidak
baik yang dimaksud bisa berupa hal-hal yang menyakiti secara fisik dan
Pernyataan terhadap sesuatu. Bullying memberikan dampak
negatif terhadap pelaku dan korban. Dampak terbesar dialami oleh korban
bullying (Soedjatmiko, 2013). Dampak yang dialami oleh korban bullying adalah
mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis yang
rendah (low psychological well-being) dimana korban akan merasa tidak nyaman,
takut, rendah diri, serta tidak berharga, penyesuaian sosial yang buruk di
mana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah dan menarik diri
dari pergaulan (Akbar, 2013). Bullying merupakan tindakan intimidasi bagi
anak. Intimidasi secara fisik ataupun verbal dapat menimbulkan depresi.
Depresi pada anak-anak dan remaja diasosiasikan dengan meningkatnya perilaku
bunuh diri (Firmiana, 2013) |
||||||||||
7 |
Rencana Aksi |
Pada tahap ini penulis melakukan tindakan (rencana Aksi)
terhadap
|
||||||||||
8 |
Evaluasi dan Refleksi |
Ada berberapa cara yang menurut penulis
dapat mencegah tindakan bullying 1.
Memberikan
pemahaman terkait dengan QS. Al-Hujurat : 13 bahwa tindakan bullying adalah
tindakan yang dapat menghancurkan diri pribadi serta menjelaskan bahwa
manusia dihadapan Allah SWT adalah sama karena yang membedakan hanyalah
Taqwa. 2.
Memperkuat
Implementasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila : Penyebab
dari perilaku kejam para pelaku bullying sangat kompleks dan bervariasi.
Salah satu faktor utama adalah pengaruh lingkungan di sekitar mereka. Ketika
lingkungan sekolah tidak mempromosikan nilai-nilai empati, toleransi, dan
sikap peduli terhadap sesama, peluang untuk terjadinya bullying akan
meningkat. Kekuatan tekanan sosial, kebutuhan untuk menonjol di antara
teman-teman mereka, dan keinginan untuk merasa kuat dan berkuasa seringkali
menjadi pendorong perilaku pelaku bullying. 3.
Memasang CCTV
di Areal Sekolah : Memasang CCTV di lembaga pendidikan adalah langkah yang
bijaksana dalam menjaga keamanan dan mencegah kasus bullying. CCTV merupakan
salah satu alat yang efektif untuk memantau area sekolah secara konstan.
Keberadaan CCTV memungkinkan pihak sekolah untuk mengawasi aktivitas di area
sekolah secara real-time. 4.
Deteksi
Tindakan Bullying Sejak Dini : Sebagai seorang guru, kita harus peka
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh siswa. Jangan sampai hal-hal
yang menyebabkan siswa tidak nyaman atau bahkan membahayakan siswa terjadi
secara terus menerus. Setiap bentuk
pelecehan, seperti memanggil siswa dengan nama ayahnya, menghina fisik,
merampas barang, atau menyakiti fisik, harus segera dihilangkan. Apapun
alasannya, bercanda sekalipun, itu tidak dapat diterima. 5.
Memberikan Informasi Terkait Bullying: Pembullyan yang terjadi di
sekolah sering dibicarakan di media sosial dan media lainnya. Seringkali,
kejadian bullying ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman
tentang bullying. Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah adalah
melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah seperti guru, siswa,
pegawai tata usaha, sekuriti, bahkan tenaga kebersihan juga perlu diedukasi
tentang hal ini. Jika semua orang memahami bentuk-bentuk perundungan, dampak
yang ditimbulkan bagi korbannya, dan juga bagaimana menghindari bullying,
maka akan lebih mudah untuk meminimalisir potensi bullying di sekolah.
Bentuk-bentuk sosialisasi dapat dilakukan dengan cara menempelkan
poster-poster anti bullying, menyelipkan pesan anti bullying dalam
pembelajaran, atau ketika kepala sekolah atau guru memberikan amanat pada
saat upacara bendera. 6. Memberikan Dukungan Pada Korban Solusi bullying yang harus dilakukan adalah
memberikan dukungan kepada korban bullying. Korban pelecehan sering mengalami ketakutan dan kecemasan saat
berada di lingkungan di mana mereka dilecehkan.. Oleh karena tunjukkan bahwa
guru dan teman-temannya peduli akan dapat membantu korban bullying merasa
aman kembali. Jangan lupa untuk bekerjasama dengan orang tua siswa sehingga
korban bullying dapat hidup normal kembali. 7.
Membuat
Peraturan yang Tegas tentang Bullying Selain itu, tindakan atau sikap bullying
harus dihentikan dengan mengatasi orang yang melakukannya. Selain korban,
pelaku juga harus diobati untuk mencegah ulang. Peraturan yang ketat tentang
pelecehan harus dibuat oleh guru dan sekolah juga. Peraturan ini bervariasi
dari peraturan kelas hingga peraturan sekolah. Jadi, semua orang tahu apa
yang terjadi ketika terjadi pembullyan. Dengan cara ini, mereka yang
melakukan pelecehan akan menjadi jera dan tidak akan melakukannya lagi. 8.
Memberikan Teladan
atau Contoh yang Baik : Bullying pada anak sering terjadi karena mencontoh
orang-orang di sekitarnya. Sebagai guru, maka Guru Pintar harus sangat
berhati-hati dalam bertindak maupun bertutur kata. Jangan sampai suka
memberikan hukuman verbal yang tanpa disadari sudah masuk dalam kategori
pembullyan. Hal ini tentu akan dicontoh oleh siswa-siswanya 9.
Mengajarkan
Siswa untuk melawan bullying : Salah satu cara untuk menanggapi perundungan atau bullying
adalah dengan berani melaporkannya kepada gurunya. Ini bukan berarti Anda
harus melakukan hal yang sama atau melakukan hal yang sama dengan orang yang
melakukannya. Dengan cara ini, guru dan institusi pendidikan lainnya dapat
segera menghentikan pembullyian. 10. Membantu Pelaku Menghentikan perilaku buruknya : Bullying
merupakan contoh perilaku buruk. Guru Pintar wajib membantu pelaku bullying
untuk menghentikan perilaku buruknya, apalagi mengucilkan mereka. Selain
korban, pelaku juga membutuhkan penanganan supaya tidak melakukan pembullyan
lagi. Ajarkan pada mereka bersimpati dan berempati pada orang lain. Selain
itu berikan juga pengetahuan bahaya pembullyan terhadap korban-korbannya.
Dampak bullying bagi korbannya sangatlah dahsyat. Beberapa contoh
dampak bullying antara lain: depresi dan gangguan kecemasan, merasa sedih dan
kesepian, terjadinya perubahan pada pola tidur dan makan, berkurangnya
ketertarikan terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi, masalah kesehatan,
hingga menurunnya prestasi akademis. Bagi pelaku, dampaknya bisa sampai pada
kriminalitas. Dengan demikian
mari kita hentikan segala bentuk
perundungan di sekitar. |
||||||||||
|
Sumber : |
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (2016). Rincian Data Kasus
Berdasarkan Klaster Perlindungan Anak, 2011-2016 [Tabel Ilustrasi KPAI Juli 17, 2016].
Diakses pada tanggal 5 Desember, 2021 melalui : http://bankdata.kpai.go.id/tabulasi-data/data-kasus-per-tahun/rincian-data-kasus-berdasarkan-
klaster-perlindungan-anak-2011-2016 . Yaumil Navira Andini Putri.Pengaruh Kontrol Sosial Pada Perilaku
Bullying.Universitas Binus.2017.hlm 4 Sri Lestari, dkk.Perilaku Bullying. Universitas Lampung.2018.hlm 6 Ella Zain, dkk. Bullying Pada Remaja.2018.Vol 4.No 2,hlm 329 KusumaSari, Farida, Dominikus. Bullying di
sekolah.UPI.Vol.5.(2019).hlm 5 Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan.Vol.17(2019).(1) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar