Guru Profesional
My Name Is Abdul Hendi

Selasa, 13 Agustus 2024

Resume Modul KB 1 Evaluasi Pembelajaran

 

  • PENDALAMAN MATERI 
  •                                                                 (Lembar Kerja Resume Modul)


    Nama ABDUL HENDI, S.Pd.I
    Kelas  A K1 20241
    Modul Evaluasi Pembelajaran 
    Tugas  Resume Modul
    Dosen Pengampuh          : Dr. Hartatiana,M.Pd.

      

NO

BUTIR REFLEKSI

RESPON/JAWABAN

1

Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB

1.     Konsep Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pembelajaran

A.     Pengukuran Dalam bahasa Inggris, istilah "pengukuran" mengacu pada proses mengukur sesuatu, seperti membandingkannya dengan kriteria atau satuan ukuran tertentu, atau meletakkan fakta-fakta suatu objek ukur dengan satuan ukuran tertentu. Menurut Djaali dan Pudji Muljono (2007: 17), pengukuran yaituproses menggabungkan fakta-fakta tentang sesuatu dengan fakta-fakta tentang satuan tertentu. . Berdasarkan aturan atau formulasi yang jelas, pemberian angka dengan cara untuk atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu. Pemberian angka menunjukkan pemberian makna secara kuantitatif kepada objek tersebut. Oleh karena itu, pengukuran dapat didefinisikan sebagai proses untuk mengetahui berapa banyak suatu hal.  Penskoran yaituproses memberikan angka kepada hasil jawaban peserta didikatas sejumlah pertanyaan, baik per item maupun secara keseluruhan. Skor total yaitujumlah angka yang diperoleh peserta didikdengan menjumlahkan jumlah angka yang diperoleh peserta didikuntuk setiap item

.

B. Penilaian Dalam bahasa Inggris, evaluasi yaitukata untuk menilai atau menetapkan nilai. Semua informasi yang dikumpulkan oleh guru disebut penilaian, menurut Seng dkk., yang dikutip oleh Komarudin (2016: 29). Data juga diperiksa, disintesiskan, ditafsirkan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan di kelas. Sebaliknya, Sudjana mengatakan penilaian yaitumemberikan nilai kepada sesuatu berdasarkan suatu krterai tertentu(2014: 3). Dipendiknas, seperti dikutip oleh Jihad (2012:54), mengatakan bahwa penilaian mencakup semua jenis penilaian, yang meripakan upaya guru untuk mendapatkan informasi yang akurat, berkelanjutan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar siswa. Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar untuk keputusan berikutnya.



C. Evaluasi yaituprosedur sistematis untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar. Ini digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dengan membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tujuan yang diharapkan dan menentukan apakah mereka telah mencapai tujuan tersebut atau tidak. Banyak definisi evaluasi telah dibuat oleh para ahli, termasuk yang berikut ini. Menurut Gronlund, evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses yang sistematis untuk mengukur sejauh mana peserta didiktelah mencapai tujuan pembelajaran mereka.



D.     Hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam pembelajaran: Langkah pertama dalam evaluasi pendidikan yaitumengukur hasil belajar peserta didikdalam domain kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan tes dan non-tes, memberikan skor dari 1 hingga 100. Selanjutnya, guru membandingkan skor peserta didikdengan standar yang digunakan oleh guru.

       Guru menggunakan data dari nilai di atas untuk menilai seberapa banyak peserta didikyang mendapatkan nilai A, B, C, D, atau E ketika dibandingkan dengan target tingkat ketercapaian yang telah ditetapkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tujuan dari analisis ini yaitu untuk menentukan apakah proses pembelajaran berhasil atau tidak, dan untuk menentukan bagian mana dari pembelajaran yang perlu diperbaiki.

 

2.     Tujuan dan Fungi Evaluasi Pembelajaran

Tujuan Evaluasi pembelajaran

-          Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan, sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami peserta didiksetelah mengikuti pembelajaran dalam waktu tertentu;

-          Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu;

-          Memotivasi peserta didikuntuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya;

-          Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik.

Fungsi Evaluasi Pembelajaran

-          Fungsi instruksional

Dengan evaluasi formatifnya, hasil evaluasi dapat berfungsi sebagai feedback bagi peserta didikuntuk memperbaiki proses belajarnya, dan juga feedback bagi guru untuk memperbaiki proses mengajarnya.

-          Fungsi administratif

Hasil evaluasi pembelajaran dapat berfungsi sebagai bahan pemberian laporan kepada orang tua atau pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu hasil evaluasi pembelajaran dapat 11 menjadi dasar bagi kenaikan kelas, pemilihan peserta didikberprestasi, dan pemilihan peserta didikmengikuti program tertentu.

-          Fungsi diagnostic

Hasil evaluasi memiliki fungsi diagnostic, yaitumengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami peserta didikdan sekaligus berfungsi untuk merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan masalah sesuai dengan masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi.

 

3.     Objek Evaluasi hasil Pembelajaran

Menurut Benjamin S. Bloom,taksonomi tujuan pembelajaran  perubahan pada domain kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitutujuan yang harus dicapai siswa. berikut pendapatnya

1. Domain Kognitif: Domain ini berkaitan dengan pemahaman, sehingga proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didiktentang pokok bahasan. Bloom mengklasifikasikan sembilan domain kognitif ke dalam enam ranah yang saling terkait, berurutan dari tingkatan yang paling rendah hingga tingkatan yang paling tinggi, atau dari kemampuan kognitif yang paling sederhana hingga yang paling menantang, adalah:

a. Pengetahuan, juga dikenal sebagai tingkat kemampuan terendah di mana peserta didikharus dapat memahami atau memahami konsep, fakta, atau istilah tanpa memahami atau menggunakannya. kata kerja operasional seperti mendefinisikan, menyebutkan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan, menunjukkan, membuat garis besar, menyatakan, memilih, dll.

b. Pemahaman yaitutingkat kemampuan di mana peserta didikharus memahami dan memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan dapat menggunakannya secara bebas. Tafsiran dan terjemahan yaitukemampuan tambahan. Kata kerja operasional seperti mengubah, mempertahankan, membedakan, memperkirakan, menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan, meningkatkan, dan sebagainya.

C. Penerapan (application): tingkat kemampuan di mana peserta didikharus menerapkan konsep, metode, tata cara, prinsip, dan teori umum dalam situasi baru. Mengubah, menghitung, menunjukkan, mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan, memanipulasi, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan, yaitucontoh kata kerja operasional.

d. Analisis—juga dikenal sebagai "analisis"—yaitutingkat kemampuan di mana peserta didikdiminta untuk membagi suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam komponen-komponen yang membentuknya. Analisis elemen, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi yaitutiga kategori kemampuan analisis sepuluh. Mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, merinci, menunjukkan hubungan antara, membagi, membuat diagram skema, menerima, membandingkan, dan kata kerja operasional lainnya..

e. Sisntesis—juga dikenal sebagai "syntesis"—yaitutingkat kemampuan untuk menyusun kembali atau memadukan bagian-bagian menjadi bagian yang lebih signifikan. Kemampuan ini memungkinkan untuk menggabungkan ide atau komponen sehingga menghasilkan bentuk, struktur, atau pola yang baru. Sifat kreatif diperlukan untuk sintesis, yang merupakan kemampuan berpikir yang luar biasa. Menciptakan, memproduksi, merekonstruksi, menggabungkan, menyusun, mengarang, merancang, membangun, dan lain-lain yaitukata kerja operasional yang menunjukkan kemampuan tingkat sistesis ini.

f. Evaluasi yaitukemampuan untuk mengevaluasi ketepatan: teori, prinsip, teknik, dan cara menyelesaikan masalah tertentu. Kata kerja operasional seperti mendebat, menilai, mengkritik, membandingkan, mempertahankan, membuktikan, memprediksi, memperjelas, memutuskan, memproyeksikan, menafsirkan, mempertimbangkan, meramalkan, memilih, menyokong, dan lain-lain menunjukkan kemampuan pada tingkat evaluasi ini.

Anderson dan Krathwohl kemudian mengubah teori Bloom di atas sedikit. Mereka menempatkan evaluasi di urutan kelima dan sintesis di urutan keenam, membuat urutan menjadi seperti gambar di bawah ini. 11 Domain Asli Baru Bloom Anderson & Krathwohl 2. Ranah Afektif menekankan pada perasaan, emosi, apresiasi, pertimbangan suatu nilai, dan tingkat penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Menurut Bloom dan Krathwohl dalam Toeti Soekamto (1987:110), domain afektif terdiri dari lima aspek:

a. Kemauan menerima, juga dikenal sebagai "menerima", yaitutingkat kemampuan di mana peserta didikharus sensitif terhadap keberadaan fenomena atau stimulus tertentu. Memahami kemampuan untuk menerima dan memperhatikan yaitulangkah pertama menuju kepekaan ini. Menanyakan, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberikan, berpegang teguh, menjawab, dan menggunakan yaitubeberapa kata kerja operasional yang dapat digunakan.



b. Menanggapi/menjawab, juga dikenal sebagai menanggapi, yaitutingkat kemampuan di mana peserta didikharus tidak hanya memperhatikan suatu peristiwa tetapi juga memberikan tanggapan tertentu terhadapnya. penekanan pada keinginan peserta didikuntuk membaca secara sukarela dan menjawab pertanyaan tanpa dipaksakan. Kata kerja operasional seperti menjawab, membantu, berbicara, memberi nama, menunjukkan, mempraktikkan, mengemukakan, membaca, melaporkan, menulis, memberi tahu, dan berbicara yaitubeberapa dari banyaknya.



c. Penilaian, juga dikenal sebagai penilaian, yaitutahap kemampuan di mana peserta didikharus menilai tingkah laku, objek, atau fenomena tertentu secara berkala. Melaksanakan, menyatakan pendapat, mengambil prakarsa, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih, ikut serta, menuntun, menolak, dan membenarkan yaitubeberapa kata kerja operasional yang digunakan. 



d. Organisasi: tingkat kemampuan di mana peserta didikharus membentuk sistem nilai, memecahkan masalah, dan menggabungkan nilai-nilai yang berbeda. Mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan mengubah yaitubeberapa kata kerja operasional yang dapat digunakan.

e. Menghayati—atau karakterisasi—yaitutingkat kemampuan seseorang untuk memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya dalam jangka waktu yang cukup lama dan menjadi pilosofi hidup yang mapan. Mengubah perilaku, barakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani, menunjukkan, membuktikan, dan memecahkan masalah yaitusemua kata kerja operasional.

Ranah psikomotorik: Ranah ini berkaitan dengan sensasi motorik, motorik atau perceptual motorik karena berhubungan dengan kegiatan otot yang menyebabkan gerakan tubuh. Ini juga berkaitan dengan kemampuan melakukan, menggerakkan, dan mengkoordinasikan gerakan. Gerakan ini mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Misalnya, gerakan refleks, gerakan fisik, atau gerakan khusus yang dapat dengan cara karena latihan (Muri Yusuf, 2015:197). Dave membagi domain psikomotorik secara keseluruhan ke dalam lima elemen, adalah:



a. Imitasi (Imitasi): peserta didikharus dapat meniru atau menanggapi gerakan yang dilihat dengan mengulangi sistem otot mereka secara internal. Ini yaitutingkat keterampilan psikomotorik yang paling rendah.



b. Manipulasi (Manipulation): Pada tingkat ini, peserta didikdituntut untuk melakukan tindakan sesuai instruksi, bukan berdasarkan pandangan mereka saja. Kesalahan masih dapat terjadi.



c. Presisi (Precision),tingkatan ini peserta didikdituntut untuk melakukan sesuatu secara lebih tepat dan halus dengan sedikit melakukan kesalahan.



d. Artikulasi: Pada tahap ini, peserta didikmampu menggabungkan berbagai tingkah laku menjadi tindakan yang konsisten dan berurutan.



e. Naturalisasi:tingkat ini, peserta didikmemiliki keterampilan motorik yang paling baik, sehingga mereka dapat melakukan tingkah laku dengan sedikit usaha mental. Di sini, tindakan saya telah spontan dan otomotorik.



4.     Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran

Ø  Objektivitas (objectivity). Prinsip objektivitas maksudnya bahwa dalam evaluasi pendidikan hasilnya harus didasarkan pada kemampuan peserta didiksecara objektif atau apa adanya.

 

Ø  Komprehensif (comprehensive)Prinsip komprehensif maksudnya penilaian harus dengan cara menyeluruh terhadap seluruh aspek siswa, sehingga objek penilaian bukan hanya terhadap aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.

 

Ø  Transparansi (Transparency)Prinsip transparansi maksudnya bahwa penilaian harus dengan cara secara terbuka, baik dalam proses penilaiannya maupun dalam penyampaian hasil penilaiannya.

 

Ø  Koherensi (coherency)Prinsip koherensi maksudnya bahwa dalam proses penilaian harus memiliki kesesuaian antara soal sebagai alat evaluasi dengan seluruh unsur dalam proses pembelajaran, seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran.

 

Ø   Kontinuitas (Continuity)Prinsip kontinuitas maksudnya bahwa evaluasi pendidikan harus dilaksanakan secara berkesinambungan, tidak insidentil, terencana, dan sistematis.

 

Ø  Berkeadilan (Fairless)Prinsip berkeadilan maksudnya bahwa dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan harus mempertimbangkan keadilan terhadap siswa, baik dalam menentukan peserta didikyang akan dievaluasi maupun dalam menentukan cara melakukan evaluasinya.

 

Ø  Diskriminabilitas (discriminability). Prinsip diskriminabilitas maksudnya bahwa hasil evaluasi harus dapat membedakan antara peserta didikyang pintar dengan peserta didikyang bodoh, atau antara peserta didikyang mampu dengan yang tidak mampu menyerap materi.

 

Ø  Akuntabilitas (accountability). Prinsip akuntabilitas maksudnya bahwa hasil evaluasi pendidikan harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau stakeholders sebagai pengguna output pendidikan.

 

Ø  Validitas (Validity). Prinsip validitas maksudnya bahwa dalam evaluasi pendidikan harus menggunakan alat evaluasi tes maupun non tes yang valid atau sahih. Valid atau sahih berarti bahwa alat evaluasi tersebut mampu mengukur kemampuan peserta didiksesuai dengan tujuan kita mengadakan pengukuran.

 

Ø   Reliabilitas (Reliability). Prinsip reliabilitas maksudnya bahwa hasil evaluasi pendidikan harus reliabel atau terpercaya, sehingga meskipun dengan cara berkali-kali evaluasi hasilnya relatif sama.

 

5.     Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan

Ø  Assessment of learning (penilaian terhadap pembelajaran) merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.

Ø  Assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran) merupakan penilaian yang berfungsi untuk mendapatkan feedback bagi guru tentang pembelajaran yang sedang dengan caranya.

Ø  Assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran) merupakan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didiktentang materi yang akan dipelajari,

 

6.     Jenis-Jenis Evaluasi Berdasarkan Fungsi

Ø  Evaluasi Formatif. Evaluasi formatif yaituevaluasi pembelajaran yang dilaksanakan pada setiap selesai mengajarkan satu atau dua pokok bahasan tergantung pada alokasi waktu dan panjang pendeknya materi pada masing-masing pokok bahasan.

Ø  Evaluasi Sumatif. Evaluasi sumatif yaituevaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir program pendidikan, seperti akhir semester, akhir tahun, atau akhir jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, atau perguruan tinggi. Disebut sumatif, karena ruang lingkup materi yang dievaluasi terdiri dari kumpulan materi selama satu semester, satu tahun, atau selama satu program pendidikan pada jenjang tertentu.

Ø  Evaluasi Seleksi. Evaluasi seleksi yaituevaluasi yang dilaksanakan untuk memilih peserta didiksesuai dengan tujuan tertentu, seperti tes seleksi masuk sekolah, tes seleksi peserta lomba, tes seleksi penerima beasiswa, tes seleksi peserta PMDK, dan lain sebagainya sesuai dengan tujuan melakukan tes seleksi tersebut.

Ø  Evaluasi Penempatan Evaluasi penempatan yaituevaluasi yang dilaksanakan untuk memilih peserta didikyang akan ditempatkan pada program tertentu, seperti tes seleksi untuk penempatan jurusan, penempatan kelas berdasarkan kesamaan minat dan kemampuan, dan beberapa contoh tes penempatan lainnya.

Ø  Evaluasi Diagnostik Evaluasi diagnostik yaituevaluasi yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa, sehingga dapat ditemukan faktor-faktor penyebabnya dan sekaligus bagaimana cara mengatasinya.


7.     Alat-alat Evaluasi Pembelajaran

•          Tes Alat-alat Evaluasi Pembelajaran

•          Tes

-          Tes Tulisan (written Test)

-          Tes Essay atau tes subjectif

-          Tes Objektif (Objective Test)

Tes Lisan

- Digunakan untuk mengukur aspek yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi (communication skill), yang digunakan untuk menguji peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok.

Tes Perbuatan

-Tes perbuatan atau tes praktik yaitutes yang menuntut respon atau jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan dan testee (peserta didik)

Non Tes

Non tes yaitualat evaluasi yang digunakan untuk menilai kepribadian peserta didiksecara menyeluruh meliputi sikap, perilaku, atau keterampilan tertentu dengan menggunakan wawancara, observasi secara terstruktur, angket, dan alat evaluasi non tes lainnya.

 

8.     Acuan Standar Penilaian

Ø  Penilaian Acuan Patokan (Criterion Reference) Penilaian Acuan Patokan atau yang sering disebut dengan norma absolut yaitupenilaian yang diberikan terhadap hasil belajar peserta didikberdasarkan skor yang diperolehnya dibandingkan dengan skor yang dijadikan acuan oleh guru. Dalam hal ini yang menjadi acuan yaituKriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru masingmasing bidang studi. Misalnya kita menetapkan KKM-nya yaitu75, maka peserta didikyang nilainya di bawah itu dianggap belum lulus dan harus mendapatkan Tindakan remedial teaching. Penilaian dengan menggunakan PAP dengan cara jika evaluasi dengan cara untuk mengetahui hasil belajar peserta didikatau tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran sebagai dasar dalam melakukan perbaikan mengajar.

Ø  Penilaian Acuan Normatif (norm reference) Sedangkan PAN atau yang sering disebut dengan norma relatif yaitupenilaian yang diberikan terhadap hasil belajar peserta didikberdasarkan skor yang diperoleh peserta didikpada kelas atau kelompok tersebut, sehingga nilai rata-rata kelas akan sangat mempengaruhi kriteria nilai yang ditetapkan. Dengan menggunakan PAN, acuan penilaian sangat tergantung kepada kualitas masing-masing kelompok peserta didikdi mana tes itu diadakan.

 

2

Daftar materi pada KB yang sulit dipahami

- Penilaian menggunakan PAN jika hasilnya menunjukkan kurva juling ke kiri (mayoritas nilai peserta didikrendah) sementara soal belum terbukti valid dan kredibel, dan guru sudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

 

Tes perbuatan dapat digunakan untuk menilai kualitas pekerjaan siswa. Tes ini mencakup keterampilan dan ketepatan menyelesaikan tugas, kecepatan dan kemampuan merencanakan tugas, dan hasil atau produk yang dihasilkan.

 

- Perbandingan statemen dengan opsi maksimal yaitu1:1,5, yang berarti jika statemennya 10 maka opsi maksimalnya 15 dan minimal 12, untuk menghindari kemungkinan peserta didikjeblok nilainya. domain afektif menekankan pada perasaan, emosi, apresiasi, pertimbangan suatu nilai dan tingkat penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran

- Pemahaman, atau pemahaman, yaitutingkat kemampuan. Sebagian besar tes kognitif hanya bertanya tentang tingkat pengetahuan dan pemahaman.

Semua orang tahu bahwa pengetahuan yaitujenjang kemampuan terendah di mana peserta didikharus memahami atau mengerti materi pelajaran yang diberikan oleh guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal lain. Yang menjadi masalah miskonsepsi pembelajaran ialah guru hanya membatasi kualitas soal dengan hanya menggunakan kedua tingkatan kognitif ini. Hasilnya, soal-soal yang muncul akhirnya hanya berupa pertanyaan dengan gaya pertanyaan: Sebutkan... apa saja..., dan sejenisnya. Namun, lebih baik jika peserta didikjuga diberikan tugas-tugas yang mencakup bidang koginitif dengan tingkat 
pemikiran yang lebih tinggi seperti analisis, sintesa, dan soal dengan tingkat pertanyaan evaluasi.

 

Tidak ada komentar:

PTK PRASIKLUS

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE MAKE A MATCH MATERI INDAHNYA SALING MENGHARGAI DALAM KERAGAMAN PADA SISWA K...