PENDALAMAN MATERI
NO | BUTIR REFLEKSI | RESPON/JAWABAN |
1 | Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB | A. Teori Belajar Humanistik. 1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik Salah satu teori pembelajaran yang didasarkan pada psikologi manusia adalah teori belajar humanistik. Menurut teori ini, seseorang didorong untuk mengembangkan kemampuan dan bakatnya sehingga mereka dapat mengenali dirinya sendiri dengan melihat dan menilai diri dari kacamata pelaku.2. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Humanistik a. Carl R. Rogers Pembelajaran adalah proses saling memahami antara guru dan siswa untuk memahami kebutuhan siswa tanpa merasa terpaksa atau tidak tahu apa yang dibutuhkan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran dapat dianggap sebagai pengalaman pribadi seseorang selama proses. Arthur Combs, seorang pendidik dan psikolog dari Ohio, mengatakan bahwa seorang pendidik tidak boleh memaksa muridnya untuk mempelajari sesuatu yang dia tidak suka, karena pembelajaran adalah aktivitas yang dapat dilakukan di mana saja dan menghasilkan hasil. c. Abraham Maslow Pembelajaran adalah proses untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang siapa kita, bagaimana kita menjadi, dan potensi kita yang dapat kita tingkatkan. d. Jurgen Habermas Menurutnya, belajar baru akan dihasilkan oleh interaksi antara individu dan lingkungan mereka. Di sini, lingkungan belajar alam dan sosial dimaksudkan karena keduanya tidak dapat dipisahkan. 3. Prinsip-Prinsip Belajar Teori Humanistik a. Manusia mempunyai keinginan alamiah untuk belajar. Pada dasarnya, manusia memiliki rasa ingin tahu dan keinginan untuk mengeksplorasi pengalaman baru. b. Proses belajar akan berlangsung lebih cepat dan bermakna apabila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan peserta didik. c. Kualitas belajar dapat ditingkatkan dengan mengurangi gangguan dari luar. Ketenangan menjadi kunci efektif proses belajar mengajar. d. Belajar secara partisipatif berarti menanggapi pelajaran secara aktif. e. Proses belajar dilakukan dengan melibatkan pikiran dan perasaan, tidak hanya salah satunya saja. f. Kebebasan, kepercayaan diri, dan kreativitas dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri. 4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran. Berikut ini contoh pengaplikasian teori belajar humanistik: a. Memperhatikan dan memberikan motivasi belajar pada peserta didik b. Memberikan penjelasan kembali apabila ada peserta didik yang belum paham c. Mampu memahami karakter dari setiap peserta didiknya d. Menyediakan fasilitas dan sumber belajar, baik buku, media visual, maupun audio e. Menjaga komunikasi yang baik dengan siswa untuk menjaga kondisi pembelajaran terkontrol f. Memberikan dorongan untuk peserta didik agar lebih peka dan kreatif g. Memastikan suasana belajar tetap kondusif h. Memacu keaktifan tiap peserta didik B. Teori Belajar Konstruktivistik 1. Konsep Belajar Menurut Konstruktivistik Menurut teori belajar konstruktivistik, lingkungan belajar sangat membantu dalam membangun berbagai perspektif dan aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman. Ini menimbulkan perdebatan tentang evaluasi belajar konstruktivistik. Konstruktivisme berpendapat bahwa pikiran manusia menentukan realitas. Mereka membuat dan menginterpretasikannya berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Pandangan konstruktivistik mengakui bahwa pikiran adalah alat penting dalam menginterpretasikan peristiwa, kejadian, dan perspektif terhadap dunia nyata, dan berpendapat bahwa fokus konstruktivisme adalah pengetahuan yang berasal dari pengalaman, struktur mental, dan keyakinan yang digunakan untuk menginterpretasikan objek dan peristiwa.. 2. Mengkronstruksi Pengetahuan Menurut Von Galserfeld (dalam Paul, S., 1996), proses mengkonstruksi pengetahuan membutuhkan beberapa keterampilan, seperti 1).kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, 2).kemampuan untuk membandingkan dan membuat kesimpulan tentang hal yang sama dan berbeda, dan 3).kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya. 3. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik Dalam teori konstruktivismenya, Piaget menekankan bahwa proses mengorganisasikan (organisasi) dan mengadaptasi (adaptasi) adalah sumber kecerdasan. Setiap anak cenderung mengorganisasikan proses menjadi sistem yang saling berhubungan (Simatwa 2010). Adaptasi, atau adaptasi, didefinisikan oleh Bodner (1986) sebagai kecenderungan alami seorang anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Dan secara bertahap, interaksi ini akan mendorong perkembangan organisasi mental yang kompleks. 4. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky (1896-1934) Vygotsky berpendapat bahwa menggunakan alat berfikir akan menyebabkan terjadinya perkembangan kognitif dalam diri seseorang. Yuliani (2005: 44) Hal senada Sementara Vygotsky menyatakan bahwa alat berfikir berguna, penelitian khusus menyimpulkan bahwa: 1. Alat berfikir dapat membantu seseorang memecahkan masalah. Kerangka berfikir yang kuat dapat memengaruhi cara seseorang mengatasi masalah dalam hidupnya. 2. Menurut Vygotsky, alat berpikir adalah alat yang memungkinkan seseorang memilih tindakan atau perbuatan yang seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Memperluas Kemampuan: Dengan menggunakan alat berpikir, setiap orang memiliki kemampuan untuk memperluas wawasan berpikir mereka. Mereka dapat menemukan dan mempelajari apa yang sudah mereka ketahui dengan melakukan berbagai aktivitas. 4. Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya. Semakin banyak stimulus yang diberikan kepada seseorang, semakin intens dia menggunakan alat berfikirnya dan semakin besar kapasitasnya untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan kemampuan alaminya. 5. Aplikasi Teori Belajar Konstoktivistik Dalam Kegiatan Pembelajaran. a) Guru Pintar harus mampu membentuk pemikiran siswa bahwa bekerja secara mandiri akan menghasilkan kegiatan belajar yang lebih bermakna. b) Mengembangkan kegiatan inkuiri di semua topik pembelajaran. c) Memunculkan rasa keingintahuan siswa terhadap suatu permasalahan melalui bertanya. d) Membentuk masyarakat belajar atau belajar dengan kelompok-kelompok tertentu.
B. Teori Belajar Sosial 1. Konsep Belajar Menurut Teori Belajar Sosial Teori belajar sosial adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan perilaku melalui proses pengamatan. Teori ini menganggap bahwa harus ada pemodelan yang nantinya bisa dijadikan pengamatan oleh individu yang sedang belajar. Itulah mengapa teori sosial sama dengan teori pemodelan. a. b. Menurut Davidoff, yaitu modeling disebut juga observation learning, imitation atau social learning. Pada dasarnya, teori belajar sosial Bandura masih berhubungan dengan teori observasional. c. Menurut Komalasari, Wahyuni, dan Karsih, modeling didefinisikan sebagai kegiatan belajar melalui observasi, yang melibatkan beberapa proses utama: Penambahan atau Pengurangan Tingkah Laku: Siswa belajar dengan menambahkan atau mengurangi tingkah laku yang mereka amati dari model (misalnya, guru atau teman sebaya). Generalisasi Pengamatan: Siswa menggeneralisasi berbagai pengamatan mereka secara bersamaan untuk membentuk pola tingkah laku baru. Proses Kognitif: Proses belajar ini melibatkan pemikiran dan pemahaman kognitif, bukan sekadar peniruan langsung tanpa pemikiran. d. Menurut Abu Ahmadi, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau penampilan yang terjadi melalui pengalaman dan latihan. Proses ini melibatkan aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, serta memerlukan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. 2. Aplikasi Teori Beajar Sosial Terhadap Kegiatan Pembelajaran. Model digunakan untuk mempelajari sebagian besar perilaku manusia, menurut Albert Bandura (dalam Ahmad, 2012). Dengan kata lain, konsep baru dibuat dengan melihat bagaimana orang lain berperilaku, yang kemudian dapat dianggap sebagai tindakan yang tepat. Ada beberapa cara teori sosial dapat digunakan dalam pendidikan: a. Perhatian Anak harus memberikan atensi atau perhatian. Apapun yang mengalihkan perhatian akan berdampak buruk pada proses pembelajaran sosial. b. Kemampuan untuk menyimpan informasi, terutama kemampuan untuk belajar hal baru, sangat penting. c. Reproduksi: Setelah memberikan dan mempertahankan perhatian, bertindaklah. Sehingga perilaku semakin terasah, latihan memainkan peran penting. d. Untuk memastikan proses belajar berjalan lancar, motivasi tahap akhir mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Hukuman atau hadiah dapat meningkatkan motivasi. Sebagai contoh, Anda dapat menyaksikan teman sebaya menerima hadiah karena tiba tepat waktu ke kelas atau dihukum karena tiba terlambat. |
2 | Daftar materi pada KB yang sulit dipahami | 1. Penerapam teori belajar kontstroktivistik dalam pembelajaran sehari-hari |
3 | Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran | Teori Belajar kontsruktivistik, karena sering sekali ketika dihadapakan dengan soal terori konstruktivistik dalam kasus soal yang disajikan mengarahkan pada teori belajar humanistik. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar