Guru Profesional
My Name Is Abdul Hendi

Selasa, 13 Agustus 2024

Resume KB 1 struktur Keilmuan PAI

                                                                             PENDALAMAN MATERI 

                                                                                 (Lembar Kerja Resume Modul)


Nama ABDUL HENDI, S.Pd.I
Kelas  A K1 20241
Modul Struktur Keilmuan PAI
Tugas  Resume Modul
Dosen Pengampuh          : Prof. Dr. Amilda,MA.


NO

BUTIR REFLEKSI

RESPON/JAWABAN

1

Konsep (Beberapa istilah dan definisi) di KB 

1.HAKIKAT ILMU DALAM ISLAM

a. Pengertian ilmu

         "Ilmu pengetahuan" berasal dari kata Arab "alima, ya'lamu", berarti "mengerti" atau "memahami dengan benar." "Ilmu" berasal dari kata "mengetahui", dan "ilmu pengetahuan" berarti kumpulan tindakan logis yang dilakukan dengan metodologi dan prosedur ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.Jenis ilmu pengetahuan terdiri dari pengetahuan aksiomatis (‘ilmal dlarûriy), pengetahuan intelektual (‘ilm al-kasbiy), dan pengetahuan intuitif. Ilmu pengetahuan adalah representasi yang sah dari akal (tashwîr) tentang hakikatnya dalam semua aspeknya, kualitas, kuantitas, substansi, dan sifatnya.

 

b. Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan

Pengetahuan lebih tersebar luas. Ia adalah produk pengetahuan manusia tentang sesuatu yang belum diuji secara ilmiah. Pada dasarnya, kata Jujun S. Suriasumantri, pengetahuan adalah semua yang kita ketahui tentang sesuatu, termasuk ilmu. Oleh karena itu, ilmu adalah bagian dari pengetahuan manusia, bersama dengan pengetahuan lain seperti agama dan seni. Dalam hubungannya satu sama lain, ilmu membentuk intelegensia, yang membentuk kemampuan atau keterampilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan moralitas keilmuan, yang membentuk tingkah laku manusia dalam kehidupan.

c. Hakikat Ilmu Pengetahuan

    Dalam setitik air dari samudera, merupakan pengetahuan Tuhan yang melimpah. Dalam penjelasannya tentang tiga dimensi pengenalan (ma'rifah) manusia kepada Allah: perbuatan (al-af'al), sifat (al-sifat), dan dzat (al-dzat),

       Al-Ghazali, samudera al-af'al : sumber dari seluruh pengetahuan manusia dalam konteks sains.Ruang angkasa yang tak terlihat termasuk dalam gambaran tindakan Allah yang begitu luas. Menurut rasionalisme, ada dua cara utama bagi manusia untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Kedua, empirisme mengutamakan pengalaman. Al-Ghazali membagi jiwa rasional ke dalam dua bagian, akal praktis (al-'amilah) dan akal teoritis, ketika intuisi muncul.

Menurut tuntutan pengetahuan yang telah dicapai oleh akal teoritis (al-rûh al-hayawâniyyah), akal praktis dapat menggerakkan tubuh melalui daya daya jiwa sensitif. Selain itu, ia berfungsi sebagai jalur yang menyampaikan ide teoretis ke dalam daya penggerak (almuharrikah), sekaligus mewujudkannya. Akal praktis bertujuan untuk memperbaiki penampilan lahir manusia, sedangkan akal teoretis adalah akal kedua yang berkaitan dengan pengetahuan abstrak dan universal. Ia berkembang dalam empat tahap, yaitu

a.      Al-'Aql al-Hayulaniy (Akal Material).

          Pada tahap ini, akal masih merupakan tingkat terendah dari dinamika intelektual manusia, dan kondisinya dapat digambarkan dengan kemampuan menulis pada anak kecil yang belum bisa menulis.

b.     Al-'Aql bi al-Malakah (Akal Habitual).

Akal ini disebut juga al-'aqlbi al-mumkin karena pada fase ini akal telah dimungkinkan untuk mengetahui pengetahuan aksiomatis (al-'ulûm al-dlarûriyyat) secara reflektif. Pengetahuan ini disebut sebagai pengetahuan rasional pertama (al-ma'qûlah al-ûlâ). Dalam al-Qisthâs alMustaqîm akal ini disebut dengan gharîzah al-'aql (insting akal).

c. Al-'Aql bi al-Fi'il (Akal Aktual).

tahap ketiga, akal dapat memperoleh pengetahuan rasional kedua dengan menggunakan pengetahuan pertama sebagai premis utama dalam silogisme (al-ma'qûlah al-tsâniyah). Pengetahuan pertama dianggap sebagai modal, dan pengetahuan kedua adalah hasil dari pemikiran. Pada titik ini, berpikir dengan menggunakan kekuatan al-mutakhayyilah yang ada di jiwa sensitif serta akal sehat.

d.Al-Aql al-Mustafâd (Akal Perolehan).

tingkat ini, akal telah memahami pengetahuan secara nyata dan menyadari fakta bahwa pengetahuan itu ada. Akal hanya bersifat pasif, menerima pengetahuan secara alami tanpa perlu berpikir.

3) Pengetahuan Intuitif (Ladunni)  

Al-Ghazali menggambarkan peran ilmuwan sebagai anak kecil (al-thifl) dan wali sebagai remaja (al-tamyîz). Ketidaktahuan intelektual anak-anak tentang kondisi remaja sama dengan ketidaktahuan para wali tentang kondisi remaja. Menurut penjelasan ini, agama Islam mengutamakan pengetahuan intuitif daripada pengetahuan rasional. Menurut ilmuwan dan filosof Barat, intuisi adalah proses mengeluarkan ide-ide dari subconscious kita. (Bergson mengatakan intuisi hanyalah salah satu jenis kecerdasan tinggi). Dalam wacana Islam, intuisi didefinisikan sebagai jenis ilmu hudluriy yang dimiliki seseorang secara pasif, baik secara langsung dari Allah atau melalui perantara. Malaikat (Akal Aktif) atau Lauh Mahfuzh (Jiwa Universal) dapat berfungsi sebagai perantara.

3.KLASIFIKASI ILMU DALAM KHAZANAH INTELEKTUAL ISLAM

          Secara umum, Aristoteles membagi ilmu kepada dua bagian pokok, yang kemudian melahirkan sejumlah cabang lainnya:

a. Ilmu teoretis.

Jenis ilmu ini semata pengetahuan, yang terbagi pada tiga bagian:

1) ilmu metafisika/ filsafat/ ketuhanan (teologi)  yaitu jenis ilmu yang membahas tentang wujud mutlak.

2) ilmu matematika,  yakni pembahasan tentang wujud dari sudut ia  adalah ukuran dan jumlah;

3) ilmu fisika, yakni pembahasan tentang wujud dari perspektif yang dapat diindera dan bergerak.

b. Ilmu praktis.

Tujuannya adalah pengetahuan untuk mengatur perbuatan manusia yang terbagi kepada empat bagian:

1) ilmu akhlak;

2) ilmu pengaturan rumah;

3) ilmu politik;

4) ilmu seni dan puisi.

Muhammad Al-Bahi membagi ilmu menjadi dua kategori: ilmu yang berasal dari Tuhan dan ilmu yang berasal dari manusia.

Al-Jurjani mengklasifikasikan ilmu menjadi dua kategori: ilmu Qadim (luhur) dan ilmu Hadits (baru). Ilmu qadim Allah berbeda dengan ilmu hadits yang dimiliki oleh hamba-Nya.

Menurut Al-Gazali, ada dua jenis ilmu: ilmu agama (syar'iyah) dan ilmu umum (aqliyyah). Ilmu aqliyyah adalah ilmu yang didasarkan pada nalar murni, seperti ilmu alam, matematika, metafisika, dan ilmu politik.

Al-Kindi mengatakan bahwa pengetahuan ada dua jenis. Yang pertama adalah pengetahuan Ilahi, yang digambarkan dalam Al-Qur'an sebagai pengetahuan yang diterima nabi dari Tuhan berdasarkan iman. Yang kedua adalah pengetahuan manusiawi, juga dikenal sebagai filsafat, yang didasarkan pada pemikiran akal.

Filosofi muslim membedakan ilmu menjadi yang berguna dan tidak berguna.
Al-Ghazali membagi ilmu pengetahuan menjadi dua jenis: fardlu 'ain, yang diwajibkan kepada setiap orang untuk mempelajarinya, dan fardlu kifayah, yang diwajibkan kepada komunitas muslim. 

  1. Ilmu-ilmu tentang syahadah, shalat, zakat, puasa, dan haji adalah contoh dari fardlu 'ain yang dibebankan syâri' kepada mukallaf. Fardlu Kifayah adalah semua ilmu yang sangat penting untuk menyelesaikan masalah duniawi. Ilmu syari'ah dan ilmu umum adalah dua bagian.
    Pokok ilmu syari'ah (ushul), cabang (furu'), pendahuluan (muqaddimah), dan penutup (mutammimah).
    Ilmu ushul mencakup pengetahuan tentang Kitabullah (al-Qur'an), sunah, ijma', dan atsar sahabat. Ilmu furu' terdiri dari dua hal: ilmu tentang kebaikan duniawi (fiqh) dan ilmu tentang kebaikan akhirat (akhlak terpuji).akhlak terpuji dan tercela, hal-hal yang diridlai Allah dan yang dibenci-Nya. Ilmu-ilmu ini tergolong dalam ilmu akhlaq 
  2. Ilmu-ilmu tentang syahadah, shalat, zakat, puasa, dan haji adalah contoh dari fardlu 'ain yang dibebankan syâri' kepada mukallaf. Fardlu Kifayah adalah semua ilmu yang sangat penting untuk menyelesaikan masalah duniawi. Ilmu syari'ah dan ilmu umum adalah dua bagian. 
  3. Pokok ilmu syari'ah (ushul), cabang (furu'), pendahuluan (muqaddimah), dan penutup (mutammimah).
  4. ilmu muqaddimah, atau ilmu pendahuluan. Selain itu, ilmu Khat, yang berarti ilmu menulis bahasa Arab, juga termasuk dalam kategori ini.
  5. Ilmu Mutammimah (Ilmu Penutup) mencakup semua cabang ilmu yang berkaitan dengan al-Qur'an dan hadis. Ilmu penutup ini terbagi menjadi tiga kelompok: ilmu yang berkaitan dengan lafal al-Qur'an, seperti ilmu Qirâ'ah dan Makhârij al-Khurûf (ilmu tentang daerah artikulasi huruf-huruf Arab), ilmu yang berkaitan dengan makna al-Qur'an, seperti ilmu tafsir, dan ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum al-Qur'an.
    Ilmu umum (non syari'ah) terbagi menjadi tiga kategori berdasarkan sifatnya: a) Ilmu umum yang terpuji (mahmûd), seperti kedokteran, matematika, perindustrian, dan politik; b) Ilmu umum yang tercela (madzmûmah), seperti sihir, manteramantera, tenung, dan sulap; dan c) Ilmu umum yang netral (mubah), seperti syair (puisi) yang tidak jorok, sejarah, dan sebagainya.

2

Daftar materi pada KB yang sulit dipahami 


  1. Apakah sama ilmu dan pengetahuan itu? 

       Pengetahuan adalah hasil dari pemahaman manusia tentang hal-hal yang belum diuji secara ilmiah, dan tidak sama dengan ilmu. Pada dasarnya, kata Jujun S. Suriasumantri, pengetahuan adalah semua yang kita ketahui tentang sesuatu, termasuk ilmu. Oleh karena itu, ilmu, bersama dengan jenis pengetahuan lainnya, adalah salah satu yang diketahui manusia. Ilmu membentuk intelegensia, yang menghasilkan keterampilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, pengetahuan membentuk daya moral keilmuan, yang kemudian membentuk tingkah laku manusia.

 Bagaimana cara kita mengenal Allah swt melalui ilmu pengetahuan?

           Menurut pendapat Imam al-Ghazali, ada tiga dimensi pengenalan manusia kepada Allah: perbuatan-Nya (al-af'al), sifat-Nya (al-sifat), dan dzat-Nya (al-dzat).

3

Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran  

  1.          Ilmu dan pengetahuan sering dianggap sebagai satu dan sama, meskipun mereka berbeda. Oleh karena itu, ilmu, bersama dengan jenis pengetahuan lainnya, adalah salah satu yang diketahui manusia. Ilmu membentuk intelegensia, yang menghasilkan keterampilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, pengetahuan membentuk daya moral keilmuan, yang kemudian membentuk tingkah laku manusia. 
  2.           Para ilmuwan dan filosof Barat memiliki pemahaman yang berbeda tentang teori intuisi. Mereka menganggapnya sebagai cara untuk mengeluarkan ide-ide terpendam di bawah sadar. Di sisi lain, agama Islam menganggap intuisi sebagai cara untuk mendapatkan ilmu hudluriy secara pasif, baik secara langsung dari Allah atau melalui perantara. Mungkin melalui alQalam atau Nur Muhammad (Akal Universal), Lauh Mahfuzh (Jiwa Universal), atau malaikat (Akal Aktif). 

Tidak ada komentar:

PTK PRASIKLUS

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE MAKE A MATCH MATERI INDAHNYA SALING MENGHARGAI DALAM KERAGAMAN PADA SISWA K...