PENINGKATAN HASIL BELAJAR SURAT AL HUJURAT AYAT 13 DENGAN PROBLEM BASED
LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
6 PENUKAL KECAMATAN PENUKAL
PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
PPG UIN RADEN FATTAH PALEMBANG
DOSEN PEMBIMBING:
Dr.
ELHEFNI, M.Pd.I.
DISUSUN OLEH:
ABDUL HENDI,S.Pd.I
NIM: 23104180588
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM RADEN FATTAH PALEMBANG 2024
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah Swt., berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penyusunan penilitian tindakan
kelas ini. Shalawat serta salam peneliti
hanturkan kepada junjungan
kita Nabi agung Muhammad Saw., beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini disusun guna memenuhi
dan melengkapi tugas dalam Pendidikan
Profesi Guru Dalam Jabatan UIN Raden fatah Palembang. Dalam
penyusunan penelitian tindakan
kelas ini peneliti
menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan, hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang peneliti miliki.
Oleh karena itu peneliti berharap
semoga nantinya melalui
penelitian tindakan kelas ini dapat menjadi alat penunjang dan sumber ilmu pengetahuan
bagi peneliti dan para pembaca pada umumnya melalui bimbingan oleh dosen pembimbing, guru pamong serta
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini.
Demikian penelitian tindakan
kelas ini peneliti
buat, semoga dapat
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan umumnya para pembaca, semoga
Allah Swt. melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sebagai balasan atas bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti dalam menyelesaikan
penyusunan penelitian tindakan kelas ini dan menjadikan amal ibadah disisi Allah Swt.
ABDUL HENDI,S.Pd.I
NIM: 23104180588
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
BAB II KAJIAN TEORI
D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Guru
merupakan pendorong belajar siswa yang
mempunyai peranan besar dalam menumbuhkan semangat para murid untuk belajar. Dengan menggunakan model
pembelajaran yang menarik maka siswa
akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru dituntut
untuk menguasai berbagai
pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang beragam. Dalam menentukan model yang digunakan dalam
proses pembelajaran perlu diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran
antara lain:
1.
Karakteristik peserta didik yang
dihadapi. Dalam penelitian ini peneliti meneliti siswa Kelas IV di SD Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal, karena karakteristik
peserta didik Kelas IV merupakan siswa yang sudah mampu berfikir secara kritis dibanding dengan adik kelasnya.
Dengan tujuan mewujudkan peserta didik yang aktif kreatif
dan kritis pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
2.
Kondisi lingkungan SD Negeri 6 Penukal
Kecamatan Penukal tempatnya strategis dan nyaman
untuk belajar, maka pembelajaran yang sesuai yaitu pembelajaran berbasis masalah karena strategi
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
merupakan suatu strategi
pembelajaran dengan menggunakan masalah/kasus riil dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran.
Maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
tersebut adalah model pembelajaran melalui
model Pembelajaran Berbasis
Masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa Kelas IV. Berdasarkan
karakteristik peserta didik, daya dukung sekolah, lingkungan sekolah
serta dengan adanya penelitian terdahulu, maka model pembelajaran berbasis masalah atau yang disebut
(Problem Based Learning) dapat diterapkan di SD Negeri 6
Penukal Kecamatan Penukal. Dengan penerapan model ini diharapkan siswa
mampu untuk berpikir kritis dalam memecahkam
berbagai permasalahan yang terkait dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang membutuhkan pemikiran kritis dalam menganalisis permasalahan
yang sedang terjadi saat ini serta membantu
siswa menjadi pelajar yang mandiri. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar Surat Al
Hujurat Ayat 13 Dengan Problem Based
Learning Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal Tahun Pelajaran 2024/2025” Agar dalam pembahasan penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari terjadinya penyimpangan terhadap
pembahasan, maka pembahasan dibatasi pada pengaruh
penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problembased learning) dalam
meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IV di SD Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal. Adapun rumusan
masalah dalam peneititan ini adalah apakah Problem Based Learning dapat meningkatkan
Hasil Belajar Surat Al Hujurat Ayat 13 Siswa Kelas IV
SD Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal?
B.
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV SD Negeri 6 Penukal Kecamatan
Penukal.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan:
1.
Manfaat
Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa konsep mengenai metode project based learning sebagai salah satu alternatif guna meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Manfaat
Praktis
a.
Bagi
Peserta Didik
1.
Peserta
didik dapat berperan dan terlibat aktif di dalam pembelajaran.
2.
Peserta
didik dapat meningkatkan
hasil belajar
D. Pembatasan Masalah
a.
Bagi
Guru
1.
Guru dapat merencanakan pembelajaran yang berkualitas.
2.
Guru
dapat mengevaluasi dan mengatasi masalah-masalah di dalam pembelajaran.
b.
Bagi
Peneliti
1.
Peneliti dapat menambah ilmu dan wawasan
dalam dunia pendidikan yang dapat
diterapkan juga dalam profesi keseharian sebagai seorang pendidik.
2.
Peniliti dapat menambah pengalaman dalam
mengatasi masalah dalam pembelajaran melalui metode project based learning.
BAB II KERANGKA TEORI
A.
Landasan Teori
1.
Problem Based Learning
a.
Pengertian Problem Based Learning
Problem Based Learning
merupakan salah satu model yang dapat menjadikan siswa aktif, mandiri,
menyenangkan dan mampu membentuk kerja sama yang baik antara guru dan
siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya
dalam menemukan dan memahami
konsep tersebut.
Problem Based
Learning merupakan
pelaksanaan pembelajaran berangkat
dari sebuah kasus tertentu
dan kemudian di analisis lebih lanjut guna untuk ditemukan masalahnya, dan
merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat memberikan kondisi
belajar aktif kepada siswa.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah “suatu
pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah faktual sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan terampil dalam
pemecahan masalah, sehingga
mereka memperoleh pengetahuan dan konsep-konsep yang esensial
dari materi pembelajaran”.
Menurut Muhibbin Syah “Belajar pemecahan
masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir
secara sistematis, logis, rasional, lugas,
dan teratur, dan teliti”.
Dalam model Problem
Based Learning, fokus pembelajaran ada pada masalah
yang dipilih sehingga
siswa tidak saja mempelajari konsep- konsep yang berhubungan dengan
masalah yang menjadi
pusat perhatian tetapi juga metode ilmiah untuk
memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab
itu siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah
yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan menggunakan metode ilmiah dalam pemecahan masalah
dan menumbuhkan pola berpikir kritis Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk memecahkan suatu
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut.
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar
Di dalam ketercapaian hasil belajar peserta didik
ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari
dalam peserta didik (faktor internal) dan yang berasal dari luar peserta
didik (faktor eksternal).
Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu:
1)
Faktor
internal yang meliputi dua aspek yaitu:
a. Aspek
fisioligis
b. Aspek psikologis
2)
Faktor
eksternal meliputi:
a. Faktor
lingkungan sosial
b. Faktor lingkungan non-sosial
Dijelaskan juga terkait faktor utama yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik antara lain:
1)
Faktor internal yakni keadaan/ kondisi
jasmani dan rohani peserta didik.
2)
Faktor
eksternal (faktor dari luar peserta
didik), yakni kondisi
lingkungan di sekitar peserta
didik misalnya faktor
lingkungan.
3)
Faktor pendekatan belajar, yakni jenis
upaya belajar peserta didik yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pembelajaran.
Menurut Chalijah Hasan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar antara lain:
1)
Faktor yang terjadi pada diri organisme
itu sendiri disebut faktor individual adalah kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi
dan faktor pribadi.
2)
Faktor yang ada diluar individu yang
kita sebut dengan faktor sosial, faktor
keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
yang digunakan atau media pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta
motivasi sosial.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa Pendidikan Agama
Islam adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh guru dan peserta didik yang bentuknya dapat berupa pembimbingan
dan pengasuhan yang dilakukan guna menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam rangka menuju cita-cita keagamaan
yang lebih tinggi,
dan sebagai hasilnya adalah pengamalan-pengamalan ajaran
agama Islam di dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan.
B.
Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan sering dipraktekkan sebagai pengajaran yang bersifat verbalistik. Maka yang terjadi terutama
dalam sistem persekolahan formal hanyalah dikte, diktat
dan hafalan. Pengembangan daya
kreasi, inovasi, pembentukan kepribadian, dan penanaman nilai, cara berfikir hampir
nihil dalam sistem pendidikan kita. Kalau kenyataan demikian, berarti para murid hanyalah
mampu menjadi penerima
informasi, belum menunjukkan bukti bahwa telah menghayati nilai-nilai islam
yang diajarkan. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti
seharusnya bukanlah hanya menghafal dalil-dalil naqli atau beberapa syarat rukun ibadah syar’iyah, namun
merupakan upaya, proses dan usaha
mendidik murid-muriduntuk menghayati dan mengamalkan nilai- nilai islam.
Islam
menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana
yang telah digariskan oleh Allah
Swt. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada-Nya. Pendidikan agama
Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga
menjadi manusia muslim
yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara,
serta untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
1.
Surah
Al Hujurat ayat 13
Artinya : Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang
yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (Q.S Al
Hujurat: 13)
Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah
menciptakan manusia dari seorang laki-laki
(Adam) dan seorang
perempuan (Hawa) dan menjadikannya
berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi supaya saling
mengenal dan menolong. Allah tidak menyukai
orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan, atau kekayaannya
karena yang paling mulia di antara
manusia pada sisi Allah hanyalah orang yang paling
bertakwa kepada-Nya. Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan
kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut
pandangan Allah, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya. Diriwayatkan oleh
Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu
'Umar bahwa ia berkata: Rasulullah saw melakukan tawaf di atas untanya yang telinganya tidak sempurna
(terputus sebagian) pada hari Fath Makkah (Pembebasan Mekah). Lalu beliau
menyentuh tiang Ka'bah
dengan tongkat yang bengkok
ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan untanya di masjid sehingga
unta itu dibawa
keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana. Kemudian Rasulullah memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian
berkata, "Wahai manusia,
sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya
manusia itu ada dua macam: orang yang
berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi
Tuhannya. Kemudian Rasulullah membaca
ayat: ya ayyuhan-nas inna khalaqnakum min dhakarin wa untsa¦ Beliau membaca sampai akhir ayat, lalu
berkata, "Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian.
(Riwayat Ibnu hibban dan
at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar). Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Mengetahui tentang apa yang tersembunyi dalam
jiwa dan pikiran manusia. Pada akhir ayat, Allah menyatakan bahwa Dia Maha Mengetahui tentang segala yang
tersembunyi di dalam hati manusia dan mengetahui segala perbuatan mereka.
C.
Penelitian Terdahulu
Irnawati, Efendi, Y., Movitaria, MA. (2021).
Pelaksanaan pembelajaran PAIdBP
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV SD Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal Kab.
PALI terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pelaksanaan pembelajaran PAIdBP dengan model PBL dilaksanakan dengan langkah-langkah: (1) mengorientasi peserta
didik pada masalah,
(2) mengorganisasi peserta
didik untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individu dan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Hasil pengamatan dari pelaksanaan pembelajaran
dengan model PBL dapat diamati dari
aktivitas guru dan aktivitas peserta didik. Aktivitas guru pada siklus I menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran belum maksimal persentase
yang diperoleh adalah 87,49% dengan kualifikasi baik. Sedangkan pada siklus II persentase yang diperoleh
adalah 93,82% dengan kualifikasi sangat
baik. Sedangkan aktivitas peserta didik pada siklus I persentase yang diperoleh adalah 85,71%. Sedangkan pada
siklus II persentase yang diperoleh adalah
92,85% dengan kualifikasi sangat baik. Dari hal ini terlihat bahwa ada peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik terpadu menggunakan model Problem Based Learning
di kelas SD Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal
Kab. PALI
Pembelajaran PAIdBP dengan model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV SD Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal
Kab. PALI dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari rekapitulasi hasil
belajar peserta didik. Pada siklus
I memperoleh rata-rata
kelas 77,92 dan siklus II
memperoleh rata-rata kelas 86,28. Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri 6 Penukal
Kecamatan Penukal Kab. PALIdengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL)
telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada pembelajaran
PAIdBP di kelas IV SD
Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal Kab. PALI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas dengan model project
based learning atau pembelajaran berbasis proyek, mencoba untuk memperbaiki proses belajar mengajar
di dalam kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto
“Penelitian tindakan kelas atau lebih
dikenal dengan Action Research
adalah sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan
di kelas”.
Penelitian tindakan kelas berkembang dari penelitian
tindakan. Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu kita telusuri
pengertian penelitian tindakan.
Menurut Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi
sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.
B.
Variabel Penelitian
Penelitian ini mengkaji
keterkaitan dua variabel,
yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
1.
Variabel independen: penerapan pembelajaran berbasis problem based learning mata pelajaran pendidikan
agama islam dan budi pekerti materi surah Al Hujurat ayat 13.
2.
Variabel dependen : meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 6
Penukal Kecamatan Penukal.
C. Populasi Dan Sampel
1.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas IV SD Negeri 6 Penukal Kecamatan Penukal Tahun Pelajaran 2023/2024.
Tabel 1
Distribusi
Jumlah Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 6 Penukal Kecamatan
Penukal Tahun Ajaran 2024/2025
Kelas |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
|
Laki-laki |
Perempuan |
||
IV |
10 |
12 |
22 |
2.
Sampel
Sampel yang akan digunakan dalam
penilitian ini dengan
jumlah total peserta
didik 22 orang.
D. Jenis, Sumber
dan Teknik Pengumpulan Data
1.
Jenis
Data
a.
Data
Kuantitatif
Data
kuantitatif merupakan data atau informasi yang di dapatkan dalam bentuk angka. Dalam bentuk angka ini maka
data kuantitatif dapat di proses menggunakan rumus matematika atau dapat juga di analisis
dengan sistem statistik. Dalam hal ini data diperoleh melalui: Hasil Tes
2.
Sumber
Data dan Teknik Pengumpulan Data
b. Data Primer
Data primer
diperoleh peneliti langsung
di kelas ketika
melaksanakan penelitian, beberapa
data yang didapat termasuk data primer adalah:
3.
Hasil
tes
4.
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Umar
Sidiq, Kebijakan Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar 9 Tahun di Pondok
Pesantren Salafiyah Islamic Centre BIN BAZ Yogyakarta (Ponorogo: CV Nata Karya, 2019),
30.
https://quran.nu.or.id/al-hujurat/13
Muhammad Abdullah
ad- Duweisy. Menjadi Guru Yang Sukses dan Berpengaruh,terj., Izzudin Karimi
(Surabaya: Pustaka Elba) h.20
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis
Masalah (problem based learning). Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
h.98.
Standar Penilaian
dan Buku Pelajaran
Sosial SD, SMP, dari www.dikdasdki.go.id/download/standarbuku/doc. diakses pada tanggal 10 Maret 2013
Muhibbin Syah,
Psikologi Pendidikan (Dengan
Pendekatan Baru). Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya. h. 123
Chalijah Hasan,
Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), h. 94.
bdul Majid, S.Ag., Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung: PTRemaja
Rosdakarya, 2006), cet ke-3,
h. 135.
Suharsimi
Arikunto (ed), Penelitian Tindakan Kelas,
(Jakarta, Bumi Aksara, 2008),
cet,.ke- 7, hal. 2
Wina
Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-2,
hal. 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar